Beberapa tahun lalu, nama Mattia Caldara sempat naik drastis di jagat sepak bola Italia. Digadang-gadang jadi penerus Chiellini atau Barzagli, dia punya bekal lengkap: tinggi badan ideal, duel udara kuat, bagus secara taktik, dan punya ketenangan di lini belakang. Tapi kariernya nggak pernah benar-benar lepas landas. Kenapa? Satu kata: cedera.
Artikel ini bakal ngebahas perjalanan Caldara: dari talenta besar di Atalanta, transfer mahal ke Juventus, pertukaran sensasional ke AC Milan, sampai jadi nama yang lebih sering disebut di daftar cedera ketimbang starting XI.
Awal Karier: Dibentuk di Atalanta
Mattia Caldara lahir 5 Mei 1994 di Bergamo, Italia — kota yang identik banget dengan klub Atalanta. Nggak heran, dia besar di akademi klub tersebut. Dibesarkan di sistem yang solid, Caldara dapet semua fondasi yang dibutuhin buat jadi bek tengah modern.
Tinggi 187 cm, postur ideal buat bek, dan dari awal udah nunjukkin kemampuan baca permainan yang lebih matang dari usianya. Tapi perjalanan ke tim utama Atalanta nggak instan. Dia sempat dipinjamkan ke Trapani dan Cesena buat cari jam terbang.
Di Serie B, dia ditempa kerasnya kompetisi, belajar duel fisik, dan makin matang secara mental. Begitu balik ke Atalanta musim 2016–17 di bawah Gian Piero Gasperini, Caldara meledak.
Meledak Bareng Atalanta: Bek yang Bisa Cetak Gol
Di musim itu, Atalanta tampil luar biasa dan lolos ke Eropa. Caldara jadi jantung pertahanan, bahkan lebih dari itu:
- Cetak 7 gol di Serie A — angka tinggi banget buat bek
- Dominan di duel udara
- Jago ikut build-up dari belakang
- Selalu disiplin posisi
Media mulai ngelirik. Fans Italia ngerasa ini calon tembok timnas di masa depan. Juventus langsung bergerak cepat.
Juventus: Dibeli, Tapi Nggak Pernah Main
Tahun 2017, Juventus beli Caldara seharga €15 juta, tapi dia tetap dipinjamkan ke Atalanta selama semusim lagi. Rencana awalnya, dia bakal jadi suksesor Chiellini atau Barzagli secara bertahap.
Tapi rencana itu nggak pernah kesampaian. Musim panas 2018, Juventus butuh tambahan kekuatan di lini serang, dan muncullah transfer yang cukup gila:
Transfer Kejut: Ditukar Leonardo Bonucci
Juventus dan AC Milan sepakat melakukan tukar guling: Leonardo Bonucci balik ke Juve, sementara Caldara dan Higuaín pindah ke Milan. Di atas kertas, Milan menang banyak — mereka dapet bek muda potensial dan striker tajam.
Fans Milan seneng banget waktu itu. Mereka ngerasa dapat bek masa depan yang bisa diandalkan untuk 10 tahun ke depan. Tapi kenyataannya brutal.
AC Milan: Cedera, Cedera, Cedera
Caldara baru beberapa minggu di Milan langsung dihantam cedera otot. Setelah sembuh, main beberapa laga, lalu cedera ACL. Pemulihan butuh waktu hampir setahun.
Baru mau balik, dia cedera Achilles. Lalu cedera lutut. Terus-terusan absen.
Dalam 3 musim pertama di Milan, dia cuma main 2 pertandingan Serie A. Sisanya? Nama dia lebih sering muncul di laporan medis ketimbang line-up.
Bukan karena dia nggak punya kualitas. Tapi karena badannya terus menolak bekerja sama.
Dipinjamkan Lagi: Atalanta dan Venezia
Tahun 2020, Milan pinjamkan Caldara balik ke Atalanta. Harapannya, dia bisa dapat ritme di lingkungan yang familiar. Tapi sayangnya, Gasperini udah move on ke sistem tiga bek dinamis dengan pemain yang lebih fit.
Setelah satu musim yang nggak terlalu sukses, dia pindah ke Venezia musim 2021–22. Di klub kecil ini, dia mulai dapat menit bermain reguler:
- Tampil hampir 30 pertandingan
- Jadi pemimpin lini belakang
- Bantu Venezia fight keluar dari zona degradasi
Performa ini bikin namanya balik diperhitungkan — meski nggak spektakuler, dia stabil.
Gaya Main: Bek Modern dengan Sentuhan Klasik
Mattia Caldara punya semua atribut bek top Italia:
- Positioning rapi
- Jago duel udara
- Bisa intersep bola cepat
- Nggak gampang panik
- Jago nyetak gol dari bola mati
Secara teknik, dia bukan bek ball-playing level elite kayak Bastoni. Tapi dia nyaman megang bola, dan bisa nyambungin build-up ke lini tengah dengan baik.
Kelemahan utamanya? Jelas: daya tahan tubuh. Cedera yang terlalu sering bikin kepercayaan pelatih turun.
Timnas Italia: Debut, Tapi Mandek
Caldara debut buat timnas senior Italia tahun 2018. Tapi karena cedera panjang, dia nggak pernah dapat tempat reguler.
Dia:
- 2 caps untuk Italia
- Pernah jadi kapten di tim U-21
- Masih masuk daftar extended squad saat fit
Andai kariernya mulus, dia bisa jadi bagian dari skuad Euro 2020 yang juara. Tapi takdir berkata lain.
Statistik Karier (hingga 2024):
Atalanta: 50+ laga, 10+ gol
Juventus: 0 laga resmi
AC Milan: 2 laga Serie A
Venezia: 30+ laga
Spezia (2022–23): 20+ laga
Timnas Italia: 2 caps
Penutup: Mattia Caldara — Bek yang Masih Bisa Bangkit?
Mattia Caldara adalah pelajaran pahit tentang bagaimana cedera bisa merusak karier yang sangat menjanjikan. Dia punya semua atribut buat jadi bek top Eropa, tapi tubuhnya nggak kasih izin.
Tapi meski dihantam berkali-kali, dia nggak nyerah. Masih terus main, masih terus cari klub yang kasih kesempatan. Masih ada waktu buat comeback. Nggak harus ke top level — cukup jadi bek stabil di Serie A pun udah bukti bahwa dia bukan sembarang pemain.
Dan siapa tahu, satu musim bebas cedera bisa bikin dia balik ke radar timnas lagi.